Jumat, 23 Agustus 2013

Honda Grand, Dua Silinder Segaris 218cc




Pertemuan dengan Honda Grand ini cukup unik. Jam 12 malam di Jl. Ciledug, Tangerang tiba-tiba terdengar suara seram raungan motor sport. Sepintas minimal 400 cc ke atas. Begitu berlalu, ternyata motor cebol yang aslinya 100 cc.

Penasaran, langsung dikejar dan untungnya doi masuk SPBU. Wow.. ternyata mesin bebeknya berkepala dua alias mengusung duo head. Dari obrolan kecil dengan Haryanto yang punya motor, janji ketemu di O’N25 Oji Motor yang specialis bikin motor jadi 2 siinder.

Mesin yang dianut segaris. Tidak mengikuti tren yang sudah banyak diadopsi, yaitu konfigurasi V atau V-twin engine. Biar jelas, scrutineering pun dilakukan. Guna membuktikan memang dua silinder dan berfungsi maksimal.

Di kepala silinder tidak mengalami penggabungan. Head dibikin terpisah satu sama lain. Sehingga keduanya memiliki rante keteng dan kem sendiri-sendiri.

Kedua piston digerakkan 2 kruk as Grand yang digabung. Sistem penyatuan kruk as sederhana. Bandul kruk as kanan dilubangi. Sementara kruk as kiri dari as yang menuju kopling dimasukkan ke lubang itu. Kemudian dipres dan di las titik. Tentu sebelumnya as itu dipotong dulu.

Laher kruk as dipasang 4 biji. Dua di kanan-kiri dan 2 di tengah. Di tengah kruk as juga dipasangi gir timing untuk rantai keteng silinder kanan.











Kemudian dibuatkan crankcase baru. “Crankcase terbuat dari almu batangan yang dibentuk ulang dengan cara dicetak lalu dibubut,” jelas Rizky Fauzi, sang mekanik yang punya ide hebat ini. Mesin jadi molor sekitar 9-10 cm kesebelah kiri.

Crankcase baru ini sudah dilengkapi dudukan bearing kruk as tengah. Juga dibentuk menggunakan las babet dan argon. Kemudian finishing menggunakan mesin milling agar bisa dipasangi dua si-linder milik Grand.

Silinder blok diisi seher Kawasaki Kaze standar. Diameternya 53 mm. Dipadukan dengan stroke standar Grand 49,5 mm. Satu silindernya jadi 109,2 cc. Karena 2 silinder jadinya 109,2 x 2 = 218,4 cc.

Pengapian Grand ini hanya menggunakan 1 pulser dan 1 CDI kepunyaan Shogun. Kabel dari CDI dibikin cabang 2, untuk 2 koil Jupiter. Dan diteruskan ke busi yang juga jadi 2.










Atur Suara
Kalau 2 silinder bekerja berbarengan dengan proses kerja yang sama, suara mesin biasa saja. Seperti 2 motor 1 silinder hidup bareng.

Agar suara seram seperti moge, proses kerja silinder kiri dan kanan dibikin beda. Piston di kanan sedang kompresi, sementara piston di kiri sedang proses langkah buang.

“Meski seher naik-turun bareng, suara yang dihasilkan mesin jadi bergantian karena ledakan pembakaran antara silinder 1 dan 2 berbeda,” terang Fauzy dari Jl. KH Hasyim Ashari, Gondrong Kenanga No. 16, RT 004/01, Cipondoh, Tangerang. (motorplus-online.com)

0 komentar:

Posting Komentar