Jumat, 15 November 2013

Cara Stroke Up Nol Paking

Saya akan mencoba membahas semua ini  dengan simple langsung aja....

1.Cara pertama naik stroke nol paking
bisa dilakukan dengan menggunakan stang seher yg menggunakan ukuran  pen bawahnya lebih kecil...umumnya menggukanstang seher motor 2tak sperti suzuki ts,yamaha robot dll...teman2 bisa lihat langsung contoh seperti gambar di bawah ini...

Contoh gambar kruk as standard yg belum di modifikasi




Contoh gambar kruk as setelah di modifikasi (naik stroke)



selanjutnya memodifikasi piston...bagian bawah piston dikurangi beberapa mm (di sesuaikan kondisi) biar tidak mentok kruk as pada saat berada di TMB (titik mati bawah) berikut contoh gambarnya
jika kondiisi piston masi saja mentok teman2 bisa lakukan dengan cara terakhir yaitu dengan pemapasan kruk as....brikiut contoh gambarnya.....
langkah selanjutnya tgl penyesuain tinggi piston pada blok langkah ini tgl menyesuaikan saja...bila kondisi piston  mendem (tenggelam) beberapa mm bisa memapas bagian bawah blok sesuai jarak mendem(tenggelam) piston tsb.....
bila piston nongol (keluar) bisa dengan cara menambahkan beberapa paking disesuaikan hingga pas...
kenapa saya tidak memberikan ukuran yg pasti dikarnakan agar teman2 bisa mengaplikasikan kesemua jenis motor...jadi teman2 tinggal menyesuaikan saja..... dan penjelasan saya ini hanyalah sebagai gambaran...




                                         oke selanjutnya cara yg ke dua


2.cara ini menggunakan pen stroke dan seher yg lebih pendek
(umumnya menggunakan seher cbr,sonic/racing part yg ber ukuran pendek)
masi menggunakan stang seher yg pendek seperti stang seher smash,grand dll..... namun tetap menggunakan ukuran pen bawah yg sama...bedanya disini menggunakan pen stroke (pen bawah di modifikasi /bisa lansung menggunakan part racing)
                                                     
  contoh gambar pen stroke
 contoh gambar seher yg lebih pendek




KRUK AS SEBELUM DI MODIFIKASI



KRUK AS SETELAH DI MODIFIKASI

selanjutnya memodifikasi piston...bagian bawah piston dikurangi beberapa mm (di sesuaikan kondisi) biar tidak mentok kruk as pada saat berada di TMB (titik mati bawah) berikut contoh gambarnya
jika kondiisi piston masi saja mentok teman2 bisa lakukan dengan cara terakhir yaitu dengan pemapasan kruk as....brikiut contoh gambarnya.....
langkah selanjutnya tgl penyesuain tinggi piston pada blok langkah ini tgl menyesuaikan saja...bila kondisi piston  mendem (tenggelam) beberapa mm bisa memapas bagian bawah blok sesuai jarak mendem(tenggelam) piston tsb.....
bila piston nongol (keluar) bisa dengan cara menambahkan beberapa paking disesuaikan hingga pas...
kenapa saya tidak memberikan ukuran yg pasti dikarnakan agar teman2 bisa mengaplikasikan kesemua jenis motor...jadi teman2  tinggal menyesuaikan saja ......dan penjelasan saya ini hanyalah sebagai gambaran...

Mesin Takegawa Desmo

 Head Engine DESMO TAKEGAWA

Teknologi  Desmodromic yang sudah cukup lama di kembangkan dari tahun 1914 pada mesin mobil dan 1956 pada mesin Ducatti hingga saat ini….Sistem desmodromic ini dirancang untuk mengatasi masalah yang selama ini menjadi kendala pada konstruksi katup/klep konvensional yang selama ini bagi sebagian kalangan masi memiliki kekurangan , desmodromic  dirancang  untuk meningkatkan RPM…. gaya pegas yang lebih tinggi pada system konvensional  diperlukan untuk mencegah katup mengambang, yang menyebabkan peningkatan tarik cam dan tingkat keausan yang lebih tinggi pada permukaan logam…Namun masalah tersebut dapat ditangani oleh desmodromic
seperti yang pernah santer beberapa tahun yang lalu pada moto GP Teknologi  Desmodromic  terus di kembangkan dan  di aplikasikan pada motor Ducatti  dan terbukti pada pengembangannya menjadi pemrbincangan yang ramai dikalangan Penggila kecepatan karna terbukti tokcer  sehingga menjadi salah satu bagian keberhasilan menghantarkan Stoner menjadi Juara dunia Moto GP pada TH 2007….tapi kalo ngomongin  Teknologi  Desmodromic pada moto GP terlalu Hitech  rasanya kebanting  untuk kita bahasa dan aplikasikan untuk motor Bebek tau sendiri sob…konstruksi dan materialnya Buweda banget…..


Teknologi Desmo di moto GP Ducatti

Namun Seiring Perkembangan teknologi..motor-motor ber cc kecil pun ga mau ketinggalan kawan…
So pasti udah pada kenal Takegawa Manufacturing asal Jepang yang mengembangkan teknologi mesin-mesin ber CC kecil seperti mesin di bawah ini dimana basic kontruksi di ambil dari mesin Honda C series….Mesin Honda C seris banyak berkeliaran di Indonesia yang pada nempel di motor Honda Grand,Honda70,90 sampai Terakhir  generasi Supra x/fit…Takegawa ini getol banget mengembangkan teknologi mesin C series hingga membuat beberapa spek yang berbeda-beda namun untuk kali ini kita coba bahas yang teknologi Desmonya kawan 
 
Mesin TakeGawa desmo Secara utuh

Namun jangan salah kawan di Indonesia pernah juga beberapa mekanik handal pernah membuatnya dengan cara memodif system katup sebelumnya menjadi Desmo contoh gambar berikut ini buatan Om Bobeng salah satu mekanik road race asal Purwokerto dan juga Om Londo salah satu mekanik handal Asal Jogja

Head Jupiter Yang di Modif Menjadi Sistem Desmo Oleh Om Bobeng



Hasil Modifikasi Komponen Perklep , roker arem dan Cam

Namun karna sudah pernah di bahas oleh Motor Plus jadi IBLJ coba bahas yang hasil Manufacturing buatan Takegawa  Desmo DOHC  di mana tingkat keakurasian proses pembuatannya lebih rapih dan konstruktif Bukan bermaksud merendahkan buatan mekanik Indonesia lo…karna dari segi pererspektif jelas berbeda kalo Mekanik Indonesia melalui proses modif komponen yang sudah ada  kalo buatan jepang Melalui Proses Manufacturing/Pabrikan Devlop…nih coba tengok dalemanya kawan

Roker arm Desmo Takegawa



 Cam dengan 4 Bubungan

Posisi Cam Saat Terpasang pada Head Silinder

Beda kan bro Konstruksinya hasil Modif sama Manufacturing itu sebabnya takegawa membandrol paket desmo ini dengan harga 5999.99 Euro (sumber Motorkit.com)....Silahkan konfersi sendiri ke rupiah berapa duit jangan kaget ya...hehehe
Mau liat secara lengkap daleman lain simak gambar berikut ….AWAS NGILER…hehehe


Jumat, 01 November 2013

Mencari Top Speed secara Matematis


  Biasanya motor-motor kenceng yang turun di liaran maupun di resmi jarang menggunakan speedo meter...entah karna ribet atau kurang simple di lihatnya yang pasti sangat jarang di gunakan.....tentunya hal itu mengundang rasa penasaran orang-orang yang ingin mengetahui seberapa kencang motor tersebut pada top speednya betulkan.....dan juga sulitnya lahan trek lurus yang panjang teutama di kota-kota besar ibu kota dan juga padatnya lalulintas tidak bisa membuat kita mendapatkan top speed yang di inginkan...
Ups jangan pesimis dulu kawan....ternyata secara kalkulasi matematis top speed  sebuah kendaraan dengan melalui beberapa tahap rumus yang di gunakan....
  Biasanya kalo mulai masalah hitung-hitungan paling males nih bacanya...hehehe.....tenang sob pelajaran hitungan kita kali ini sangat berkaitan erat dengan hoby yang kita jalani pada dunia otomotif saat ini karna bisa secara langsung kita aplikasikan... berbeda dengan belajar hitung-hitungan waktu SD dan smp...yang kita sendiri belum tau juntrungannya perhitungan tersebut nantinya akan kita gunakan untuk apa bagaimana dan seperti apa ...? yah kebanyakan mikir keburu lupa om...hehehe .....so jika kita bisa menggunakan perhitungan ini pada kondisi hobi kita sekarang.... tentunya selain secara tehnik riset mengalami kemajuan dan secara wawasan kita sendiri pun jadi lebih mantappp. ok lets go kita langsung aja ke topik bahasan....


Seperti kita ketahui transfer energi pengerak pada sebuah mesin/kendaraan di mulai dari pergerakan sebuah => Piston =>setang piston => big end = >  kruk as  => gigi primer => gigi sekunder => kopling => Main Axle =>pinion gear– wheel gear => Drive Axle => gear depan  => .rantai => Gear belakang =>roda belakang...simak contoh gambar di atas.
Untuk itu rumus reduksi dan kecepatan di gunakan untuk mencari perhitungan top speed secara matematis...simak dan perlahan-lahan aja sob biar ga pusing...hehehe

Rumus mencari perbandingan Reduksi total tiap gigi : 

Rumus reduksi ( i )
 
Rumus menghitung kecepatan 
Setelah kita mendapatkan rumusanya lalu kemudian kita coba aplikasikan pada sebuah motor umum atau standar saja  sebagai contoh awal yang datanya telah di dapatkan secara lengkap agar kita bisa mengkoreksi secara bersama-sama jika terdapat data yang salah :

Diketahui Spesifikasi roda gigi Yamaha Vixion lama : 
- Gigi Primer = 73/24
- Gigi Skunder = 42/14
- Ratio : 1st  = 34/12
              2nd = 30/16
              3rd = 30/21
              4th = 24/21
              5th = 22/23
- Diameter efektif roda = 60 cm = 0.6 m
- Putaran Maximum mesin = 10.000 rpm

Ditanyakan :
Berapa kecepatan motor pada masing-masing giginya ?

Jawab :
yang di cari terlebih dahulu adalah ( i ) = ratio reduksi total tiap gigi ...setelah di temukan kemudian di lanjutkan mencari kecepatanya...begitu dan seterusnya langkah-langkash selanjutnya pada masing-masing perhitungan gigi-giginya....simak baik-baik kawan

Gigi 1 :

Maka kecepatan maksimal gigi 1 adalah = 43,72 km/jam

Gigi 2 :

 Kecepatan maksimal gigi 2 adalah = 66,07 km/jam

Gigi 3 :
Kecepatan maksimal gigi 3 adalah =  86,72 km/jam

Gigi 4 :
Kecepatan maksimal di gigi 4 adalah = 108,4 km/jam

Gigi 5 :
Kecepatan maksimal di gigi 5 adalah = 129,51 km/jam

Cukup logis bukan hanya dari sebuah data saja kita sudah dapat menyimpulkan sebuah perkiraan yang bisa saja menjadi bahan comparasi pada kondisi real di speedo meter....tentunya hasil perhitungan di atas tidaklah dapat di hitung bersih bahwa perhitungan tersebut adalah benar 100 %....karena masih banyak faktor x di lapangan yang membuat sebuah perhitungan tersebut akan meleset beberpa point di antaranya aerodinamis hempasan udara, kondisi jalan bobot kendaraan dan pengendara dll...nah dari contoh perhitungan menggunakan data motor standar ini...kawan-kawan juga bisa aplikasikan perhitungan ini pada motor-motor korekanya yang telah mengalami modifkasi part terutama penggantian CDI komponen roda giginya seperti ratio,dan primer skunder hingga pada lingkar roda belakang.....

Jumat, 18 Oktober 2013

Pengetahuan Tentang Noken As Racing




Kuncian dari sebuah noken as atau camshaft adalah bubungan / Nok / Lobe yang dimilikinya. Ketika noken as berputar, tonjolan ini menonjok klep untuk terbuka dan menutup sesuai dengan gerakan piston. Ini bukti bahwa ada hubungan langsung antara bentuk dari sebuah noken as dan cara mesin menampilkan performa pada rentang kecepatan berbeda.

Untuk memahami kasus ini, bayangkan kita sedang menjalankan mesin dengan sangat pelan — 10 atau 20 RPM — sehingga piston memiliki beberapa detik untuk menyelesaikan siklusnya. Namun sangat tidak mungkin menjalankan mesin normal sepelan ini, namun bayangkan seandainya saja kita bisa. Dengan kecepatan serendah ini, kita menginginkan bentuk tonjolan noken as sebagaimana :

    * Seketika piston bergerak turun pada langkah hisap , klep intake terbuka. Dan menutup saat piston di TMB.
    * Klep buang terbuka saat piston TMB pada akhir langkah ekspansi, dan menutup saat akhir langkah buang.

Setelan ini sangat cocok untuk mesin yang bergerak sangat lambat. Namun apa yang terjadi ketika kamu meningkatkan RPM? Mari kita cari tahu!

Ketika kamu menaikkan RPM menjadi 4,000 RPM saja, klep terbuka dan tertutup 2,000 kali setiap menit, atau 33 kali setiap detik. Padahal RPM ini masih kita anggap rendah bukan? Bagi kita penggemar kecepatan, untuk meningkatkan adrenalin biasanya kita suka menggeber hingga diatas 8,000 RPM, dan bayangkan bahwasanya klep terbuka dan menutup lebih dari 60 kali setiap detik!! Bahkan kedipan mata kita saja tidak dapat secepat itu. Kemudian bagaimana mesin balap dapat memenuhi asupan campuran udara/bahan-bakar ke dalam mesin, dan membuang gas sisa pembakaran saat kecepatan tinggi hingga mesin teriak 12,000 RPM lebih?! Wow, pada kecepatan ini, piston bergerak naik turun di dalam silinder begitu cepatnya, pula campuran udara/bahan-bakar merasuk begitu cepat ke dalam silinder.





Ketika klep intake terbuka dan piston memulai langkah hisap, campuran udara/bahan-bakar dalam porting mulai berakselerasi ke dalam silinder. Seketika piston mencapai bawah pada langkah hisap, campuran udara/bahan-bakar bergerak pada kecepatan tinggi. Jika kita begitu saja menutup klep intake pada saat ini, keseluruhan udara/bahan bakar akan terhenti dan tidak memasuki silinder. Dengan membiarkan klep tetap terbuka sedikit lebih lama, inersia ( momentum ) kecepatan gas campuran udara/bahan-bakar akan tetap mendorong asupan ini masuk kedalam silinder meski piston telah memulai awal langkah Kompresi. Kita juga menginginkan klep terbuka lebar saat kecepatan tinggi — parameter ini disebut Lift Klep, yang diatur dari profil tonjolan noken as.

Oleh karenanya, setiap detail spesifikasi tertentu, dimanfaatkan sang tuner untuk mendesain noken as khusus untuk mesin tersebut dan tujuan dibangunnya mesin tersebut. Bagaimana kekurangan sebuah mesin, dapat dipacu dari jantungnya, pengatur detak dan ritme daya laju sebuah mesin tentu saja dari noken as. Menggerinda noken as jauh lebih efektif dan efisien untuk mengatur ritme durasi dan lift asalkan dilakukan dengan benar oleh tuner yang berpengalaman di bidangnya.





SETIAP NOKEN AS HANYA AKAN SEMPURNA PADA SEBUAH RENTANG KECEPATAN MESIN TERTENTU! Pada rentang tenaga tertentu, mesin tidak akan menghasilkan performa pada potensinya secara penuh. Tentu tidak optimal menggunakan noken as standard bawaan motor ketika mesin sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk dipacu pada kompetisi balap. Sebagaimana kita tidak dapat mengaplikasi noken as dengan spesifikasi untuk Kompetisi balap pada mesin motor standard yang dipakai harian, selain boros konsumsi BBM juga berpotensi merusak mesin. Tentu Noken as Street Performance yang bermain di 270 derajat dan lobe lift tidak terlampau jauh dari bawaan asli motor, sangat cocok untuk mesin standard ataupun dengan ubahan minimalis, sedikit mengatrol tenaga atas tanpa harus kehilangan torsi di putaran bawah sehingga konsumsi BBM masih bisa ditoleransi.

Jumat, 06 September 2013

Ukuran Klep Motor Standar



Dimensi Klep Sonic
Panjang : 74mm

Diameter as : 5mm

Diameter klep in : 28mm

Diameter klep ex : 24mm


Dimenssi Klep Smash 
Panjang : 67mm

Diameter as : 5mm

Diameter klep in : 25mm

Diameter klep ex : 22mm

Dimensi Klep Shogun 125/Spin125
Panjang : 72mm

Diameter as : 5mm

Diameter klep in : 25mm

Diameter klep ex : 22mm
Kaze VR 125 
Panjang : ------

Diameter as : 4,5mm

Diameter klep in : 21mm

Diameter klep ex : 24mm
CBR 150 
Panjang :------ 

Diameter as : 3,5mm

Diameter klep in : 24mm

Diameter klep ex : 21mm
Mio
Panjang : -----

Diameter as : 5mm

Diameter klep in : 21mm

Diameter klep ex : 19mm
Grand/supra/legenda 
Panjang :------ 

Diameter as : 5mm

Diameter klep in : 21mm

Diameter klep ex : 19mm
Beat/vario 
Panjang : -----

Diameter as : 5mm

Diameter klep in : 25,5mm

Diameter klep ex : 21mm
Blade
Panjang : -----

Diameter as : 5mm

Diameter klep in : 25,5mm

Diameter klep ex : 21mm
Legenda 
Panjang : -----

Diameter as : 5mm

Diameter klep in : 23mm

Diameter klep ex : 20mm
Bajaj pulsar 180 cc
Panjang : ----- 

Diameter as : 4,5mm

Diameter klep in : 30mm

Diameter klep ex : 26mm
Bajaj pulsar 220 cc
Panjang : -----

Diameter as : 4,5mm

Diameter klep in : 31mm

Diameter klep ex : 26mm

Tiger
Panjang : -----

Diameter as : 5,5mm

Diameter klep in : 31,5mm

Diameter klep ex : 27mm
MX/Vixion
Panjang : -----

Diameter as : 4,5mm

Diameter klep in : 19mm

Diameter klep ex : 17mm
New megapro 
Panjang : -----

Diameter as : 5mm

Diameter klep in : 30mm

Diameter klep ex : 26mm
Satria Fu 150 
Panjang : -----

Diameter as : 4,5mm

Diameter klep in : 22mm

Diameter klep ex : 19mm
Thunder 125 
Panjang : -----

Diameter as : 5mm

Diameter klep in : 25,5mm

Diameter klep ex : 23mm
Supra X 125 
Panjang : -----

Diameter as : 5mm

Diameter klep in : 24mm

Diameter klep ex : 21m

Ukuran Stang Seher, Pen atas & Pen Bawah Motor Standat



KETERANGAN :

  • P   = Panjang stang Seher/Piston
  • SP = Ukuran pen Seher/Piston
  • BP = Ukuran pen bawah / Big end

HONDA

HONDA  BEAT

  • P:93
  • SP:13 
  • BP:25
HONDA VARIO,CBS
  • P:93
  • Sp:13
  • Bp:26
HONDA C-70 
  • P : 91.5
  • SP : 13
  • BP : 23

HONDA C-90 

  • P : 91
  • SP : 15
  • BP : 23

Astrea/ star/prima/grand/impresa 

  • P : 94
  • SP : 13
  • BP : 25
 Honda cs 1 
  • P : 91
  • SP : 13
  • BP : 28

Legenda 

  • P : 97
  • SP : 13
  • BP : 25

Karisma 

  • P : 100
  • SP : 13
  • BP : 25

CB 125 

  • P : 91
  • SP : 13
  • BP : 23

CB 100 

  • P : 103
  • SP : 14
  • BP : 26

CB-100S 

  • P : 103.5
  • SP : 15
  • BP : 30

GL 125/ 145 

  • P : 103.5
  • SP : 15
  • BP : 30

Tiger 

  • P : 105.5
  • SP : 15
  • BP : 30


Yamaha
Yamaha crypton/ vega/ jupiter/ jupiter 110 

  • P : 92
  • SP : 13
  • BP : 26
Yamaha F 1z , robot
  • P : 
  • SP : 
  • BP : 20
Vega ZR 
  • P : 93.5
  • SP : 13
  • BP : 28

Mio/Nouvo/ Lele 

  • P : 93.5
  • SP : 15
  • BP : 28

MX / Vixion 

  • P : 97
  • SP : 14
  • BP : 28

Scorpio 

  • P : 100.5
  • SP : 16
  • BP : 30

Byson 

  • P : 98
  • SP : 15
  • BP : 28

Rx king



  • P : 100
  • SP : 20/ 16
  • BP : 22

Rx Z 

  • P : 105
  • SP : 20 /16
  • BP : 22

F-1zr 

  • P : 96
  • SP : 18/14
  • BP : 20

125 Z 

  • P : 110
  • SP : 20/16
  • BP : 22



Suzuki

SPIN

  • P:97
  • Sp:14
  • Bp:28

SUZUKI SHOGUN

  • P : 94
  • SP : 14
  • BP : 28

FD125XS/SHOGUN 

  • P : 102.7
  • SP :14
  • BP : 28

Raider/ FU 150 / FXR 150 

  • P : 102.5
  • SP : 16
  • BP : 30 


Kawasaki
Kawasaki Kaze 

  • P : 100
  • SP : 13
  • BP : 26

ZX 130 

  • P : 100, 2
  • SP : 13
  • BP : 22

NINJA 

  • P : 105
  • SP : 15
  • BP : 25

KR 150 

  • P : 104
  • SP : 19 
  • BP : 22




BAJAJ 
BAJAJ PULSAR 180 

  • P : 104
  • SP : 17
  • BP : 30 

Piston WISECO




Piston tempa powersports  KeuntunganWiseco  kinerja dengan menghasilkan kualitas tertinggi piston ditempa di kususkan untuk Dirt Bikes, ATV, Snowmobiles, Kelautan Outboard, dan Sepeda Motor  di Amerikt. Wiseco sangat unik karena kita semua dapat menempa  piston kita sendiri di rumah,  Hal ini memungkinkan kita untuk mengontrol semua aspek dari proses manufaktur kami dari bahan baku untuk rok bagian pelapisan Selain itu, di bengkel pengujian dyno Wiseco memberikan kesempatan kepada setiap negara untuk mengembangkan, teknologi seperti bentuk baru, pelapis, dan komponen, dan memimpin industri melalui R & D. ketat... Menghubungkan semua segmen organisasi Wiseco melalui desain, pengujian, manufaktur, dan distribusi memungkinkan kita untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan tujuan minimalisai timbal.

Kondisi ekstrim pada balap, mengharuskan permintaan kekuatan dan ketangguhan yang hanya ada pada piston tempa. Dibandingkan dengan piston cor/biasa, piston tempa yang lebih keras dan lebih tahan lama,  Kebanyakan piston cor rapuh, tidak memiliki struktur butir dan cenderung gagal serempak ketika kekuatan luluh material terlampaui. piston Tempa memiliki butir terkondensasi yang selaras dengan fitur dari bagian, yang menghasilkan sifat mekanik yang lebih tinggi, dan ketahanan terhadap dampak dan kelelahan. Setiap penempaan dirancang untuk mengoptimalkan rasiodan kekuatan,  

Rekayasa piston / ArmorGlide ™ CoatingBentuk rok  Wiseco dan profil yang sangat spesifik untuk setiap aplikasi. Variabel cam pemrograman perangkat lunak, yang dikembangkan dirumah produksi ,memungkinkan Wiseco untuk menghasilkan kinerja tinggi . Bentuk rok (barel / cam) adalah salah satu daerah yang paling fungsional pada piston, dan menyediakan stabilitas dan kelancaran dalam lubang silinder. Stabilitas penting untuk ring piston yang tepat, mengurangi gesekan,  Setiap bentuk rok dirancang untuk kondisi tertentu, berdasarkan koefisien ekspansi termal dari paduan piston...., tetapi masing-masing piston Wiseco dirancang dengan clearance dan dipasang tepat untuk menghasilkan kekuatan yang  terbaik pada suhu extrem. ...Insinyur Wiseco memiliki latar belakang yang kuat dalam segala bentuk aplikasi balap, dan menghasilkan bentuk terbaik dan desain di industri.Beberapa dari piston tempa menawarkan Model terbaru ArmorGlide ™ lapisan rok, yang merupakan hasil pengujian, pengembangan pembandingan, melalui ujian ketat  Wiseco di rumah Program dyno. ....Hasilnya adalah yang paling tinggi ketangguhan rok pelapisan, pelumasan, dan teknologi......bertujuan untuk meminimalkan gesekan, memaksimalkan tenaga kuda, dan memberikan ketahanan aus yg tinggi. dan mengurangi kebisingan dari ring piston.


 Wiseco kostum mengkhususkan diri dalam membangun piston ditempa kustom untuk spesifikasi yang tepat Anda. piston ini dibuat dengan menggunakan proses penempaan yang sama persis dengan piston wiseco yang ada.... piston ini dibuat sesuai dengan contoh yang diberikan oleh pelanggan.Wiseco telah membuat piston kustom untuk semua segmen di powersports selama beberapa dekade, sehingga Anda dapat mempercayai
 Wiseco  dengan kualitas produksi. Kami bangga mampu memproduksi hampir semua piston dari kostum perusahaan lain.... yang sesuai dengan standar manufaktur mereka..... Jika Anda ingin piston kustom silahkan referensi halaman layanan pelanggan dan mengisi permintaan piston kustom dan kami akan memberitahu Anda dengan penawaran harga dan kuantitas minimum order.

Batas aman RPM mesin BORE UP & STROKE UP



Berbicara motor korekan,drag atau liaran... jangan di tanya lagi soal putaran mesinya....kalo bisa sih setinggi-tingginya jika mesin mampu berteriak....apalagi anak liaran yang penting gaspoll dulu ga perduli motor sanggup atau tidak ujung-ujungnya jajan lagi-jajan lagi....hehehe kebanyakan si seperti itu...nah pola pikir seperti itu kalo bisa di hilangkan...sekarang jamanya informasi by data....jadi jika kita telah mengalami kesalahan ...kita cari dong solusinya jangan terus-terusan mengulangi kesalahan ok....kalo motor standar dari pabrikan sih udah di tentuin limiter rpm, bore dan strokenya ....jadi sudah pasti aman kalo di geber trus-trusan mesinnya.....





Nah sekarang bagaimana kalo mesin motornya sudah di modif abis-abisan...dari bore up struk up sampai mengganti cdi dengan yang limitnya lebih tinggi bahkan sampai non limit....???? bagaimana cara kita mengetahuinya kalo mesin yang udah kita korek tersebut masih dalam tahap aman.....??? bukan bermaskud untuk menggurui nih sob....kami hanya menyampaikan cara yang sudah ada namun dengan penyampain yang berbeda...masih menganut rumus lama untuk mencari batas aman rpm mesin terhadap mesin korekan kawan-kawan semua.... apa lagi yang spek mesinya uda bebasan...yang sehernya segede-gede gaban dan strukan setinggi tiang listrik ups.....
Mungkin sebagian dari kawan-kawan sudah tau atau ada juga yang tidak.....bahwa piston memiliki kecepatan Ideal atau Piston Speed (PS) pada angka 21 meter/ detik atau = (21m/s) pada mesin Standar ...artinya jika kecepatan piston bergerak di atas angka 21m/s dapat di pastikan piston akan rawan jebol ...harap di ingat ini piston Speed " IDEAL " artinya masi bisa kurang atau lebih simak tabel piston speed bErikut.

Dan cara untuk menghitung Kecepatan Piston Kendaraan di dapat dengan Menggunakan Rumus:
( 2 x Stroke (dalam satuan meter) x Rpm)/60

Keterangan :
- Angka 2 merupakan gerak naik turun piston saat mesin berputar 1 x putaran penuh.
- Stroke / langkah piston (satuan ukuran langkahnya di rubah dari milimeter ke cm)
- RPM mesin yang ingin di tentukan batas amanya.
- 60 adalah RPM (Rotari per Menit) di rubah menjadi Detik (second) 1 menit = 60 detik

Karna pada ulasan ini mencari batas aman untuk itu kami menggunakan angka 21 m/s sebagai limit ideal piston speednya karna kebanyakan motor-motor yang kita oprek dan komponen partnya memiliki basic mesin standar ...tentunya biar tidak menyesatkan para pembaca dan terjadi mal praktek pada mesin anda hehe....Namun jika teman-teman tetap mau berpatok pada tabel di atas pun monggo/silahkan tapi pajak di tanggung pemenang....hehe

Coba hitung bareng-bareng kawan
1. Contoh mesin bore up yang paling umum....Mio 58 nan standar





Diketahui :
- Stroke standar mio : 57 mm
- Piston bore up : 58 mm (diameter piston tidak masuk dalam hitungan rumus hanya berlaku sebagai keterangan tambahan)
- Batas Rpm yang ingin di tentukan contoh :12000 rpm
Jawab :
( 2 x Stroke (dalam satuan meter) x Rpm)/60
2 x 0,057 x 12000 / 60 = 22,8 m/s .....Nah kelewatan angka ideal piston speednya yang seharusnya 21 m/s
Cara mengatasinya bisa menurunkan limit RPMnya jika menggunakan CDI racing programmable ...kalo CDI standar tergantung Limitnya yang di patok oleh pabrikan...namun jika di patok di bawah 11.000 rpm di rasa masih aman khususnya Spek 58 nan Standar karna angka yang di dapat adalah :
2 x 0,057 x 11000 / 60 = 20,9 m/s

2. Contoh motor yang aplikasi mesin Bore up dan Stroke up biar aman yu kita cari Piston Speed Idealnya Contoh motor Satria FU Spek Slembaran atau bebasan






Diketahui :
- Stroke up fu : 55 mm
- Piston bore up : 70 mm (diameter piston tidak masuk dalam hitungan rumus hanya berlaku sebagai keterangan tambahan)
- Batas Rpm yang ingin di tentukan contoh :12000 rpm
Jawab :
( 2 x Stroke (dalam satuan meter) x Rpm)/60
2 x 0,055 x 12000 / 60 = 22 m/s .....Nah kelewatan angka ideal piston speednya yang seharusnya 21 m/s Cara mengatasinya bisa limit RPM nya diturunkan jika menggunakan CDI racing programmable atau bisa juga dengan menurunkan panjang strokenya...Contoh Stroke nya di pendekin menjadi 54 mm maka : 2 x 0,054 x 12000 / 60 = 21,6 m/s
Biar ga pusing ngitunganya IBLJ nyediain juga Link Piston Speed kalkulator tinggal masukin angkan-angkanya lihat hasilnya akan muncul pada tanda lingkaran merah gambar di bawah


Kawan-kawan juga bisa menggunakan rumus di atas untuk spek motor lainya dengan data-data angka yang telah di ketahui terlebih dahulu .....Semoga saja Kawan-kawan dapat lebih teliti dalam menganalisa korekan mesinnya masing-masing dalam setiap langkah-langkahnya...Tanpa bermaksud untuk menggurui kurang lebihnya mohon maaf

Piston Piramid




Sudah berapa banyak orang sering bereksperimen dengan benda yang satu ini......dari mulai di buat ringan, Di pendekin, Di lubangin pada bagian sisi-sisinya, di papas bagian head untuk di bikin jenong dan lain sebagainya....kebanyakan dari semua itu menggunakan teori modif berdasarkan logika .....jadi tidak melalui serangkaian uji coba secara ilmiah yang dapat di tarik datanya secara akurat....namun hal itu boleh-boleh saja...karna semua yang menanggung keuntungan dan kerugiannya adalah si modifikator tersebut bukan orang lain to....so... kalo ga salah ya ga belajar.....
Menurut analisa awam bentuk jenong model piramid ini memiliki sedikit kelebihan di banding seher jenong bentuk oval / setengah lingkaran, kelebihannya seperti apa? Mungkin ini salah satunya :



1. Kompresi akan lebih cepat di respon oleh piston karna bagian permukaan tertinggi jenong piston yang berbentuk flat, permukaan flat tertinggi ini lah yang akan merespon tekanan kompresi lebih dulu di banding dengan permukaan-permukaan lainya....walau pun selisih kecepatan jarak rambatnya hanya se per 1000 detik bahkan 10.000 detik, Coba saja di kalikan dengan putaran rpm nya pada putaran tinggi .... Belum lagi bagian flat dari anak tangga-anak tangga di bawahnya yang dapat mengkail kompresi...


Contoh analogi gambar



Sedangkan untuk piston jenong bentuk oval atau setengah lingkaran memungkinkan terjadinya lost presure akibat permukaan piston yang miring / turunan, Sehingga tidak dapat mengkail kompresi secara maksimal.

2. piston akan lebih rigit terhadap tekanan kompresi karna dapat menampung tekanan kompresi secara merata pada permukaan piston, Karna memiliki permukaan horizontal yang lebih luas di banding piston jenong bentuk oval / setengah lingkaran, Yang berdampak pada power yang lebih besar karna meminimalisasi lost presure.

Selasa, 03 September 2013

Cara Menghitung Rasio Kompresi



Rasio kompresi merupakan perbandingan volume ruang bakar saat piston di titik mati bawah (TMB ; ketika piston berada di titik paling jauh dari kepala silinder) dengan volume ruang bakar saat titik mati atas (TMA ; ketika piston berada di titik paling dekat dari kepala silinder). Semakin besar perbandingan rasio kompresi maka saat piston berada di TMA akan memiliki tekanan dan suhu yang semakin besar pula.












Kenapa kita harus mengukur rasio kompresi mesin?



Karena Kebocoran Kompresi itu sendiri yang harus di perbaiki
Untuk Menambah kecepatan kendaraan
Mengetahui rasio kompresi mesin kendaraan, untuk mengatur bahan bakar yang sesuai untuk kendaraan itu sendiri


Sebagai perawatan terhadap kendaraan

Biasanya motor standar pabrik yang normal, tekanan kompresinya 7-9 kg/cm². Atau bahkan bisa sampai 12 kg/cm². Jika kurang dari 7 atau 6 kg/cm², motor dipastikan susah hidup dan bahkan mogok.

Cara menghitung kompresi/compression mesin motor 4tak

Cara menghitung kompresi dari sebuah sepeda motor. biasanya dari brosur sepeda motor baru sudah tercantum berapa kompresi dari motor tersebut. sebagai contoh motor yamaha jupiter memiliki kompresi 1:9.4. bagaimana cara mencarinya. rumusnya sbb:


(VB+VC)/VB dimana :


VB = volume silinder

VC = volume bahan bakar


Contoh :

Yamaha memiliki volume silinder 115 CC. dan memiliki volume ruang bakar 13.85 CC yang didapat dengan menggunakan alat yaitu buret untuk mengisi ruang bakar melalui lobang busi dengan cairan pada saat posisi piston berada di TMA ( titik mati atas) juga bisa menggunakan bekas suntikan dokter yang memiliki ukuran cc. bila dihitunng:


(115+13,58)/115 = 9,333



Perbedaan tekanan kompresi dengan rasio kompresi


Tekanan kompresi dipakai untuk mengukur tekanan yang terjadi diruang bakar dengan tujuan :



Untuk mengetahui tekanan kompresi motor sehat (standar)
Lalu membandingkan dengan tekanan kompresi yang udah terpakai.


Jika tekanan kompresi udah berkurang maka, kemungkinan disebabkan beberapa hal :



Ring piston bocor/sudah aus
Klep juga bocor
Gasket head bocor
Terjadi kebocoran di dalam ruang bakar tetapi tdk keluar melainkan ke dalam mesin itu sendiri, terutama pada bagian sebelah timing chain (keteng)


Perbandingan kompresi Istilah ini lebih dikenal dengan Static Compression ratio (SCR) atau perbandingan kompresis statis.

SCR harus ditentukan sesuai dengan oktan bahan bakar yang akan dipakai. Jika SCR terlalu tinggi maka akan terjadi detonasi atau ngelitik. Hal ini akan menyebabkan mesin over head dan tenaga mesin menjadi drop.

Dan yang lebih fatal, maka piston akan pecah

Minggu, 01 September 2013

Perbandingan Gigi Rasio

YAMAHA TZ – 125 R,YAMAHA YZ –
125
1. 15 – 30 = 1. 13 – 32=30.5 % -- 27. %
2. 21 – 31 = 2. 14 – 26=20.5 % --
18.8 %
3. 23 – 28 = 3. 16 – 24=12.9% --12.9 %
4. 27 – 27 = 4. 20 – 25=9.1 % -- 9.1 %
5. 23 – 23 = 5. 19 – 21=7.7 % -- 7.4 %
6. 27 – 25 = 6. 20 – 20

RX – KING (5 PERCEPATAN)
1 2 – 34 =
1. 13 – 32 =36 %-- 30.7%
2. 16 – 30=
2. 17 –29= 24.5%-- 22.9 %
3. 19 – 26 =
3. 19 – 25 =20.3 %--17.1 %
4. 22 – 24 =
4. 22 – 24 =16.0 %--12.3 %
5. 24 – 22 =
5. 23 – 22 =

YAMAHA RX – Z
1 2 – 34 =
1. 15 – 31=
1. 15 – 32=1. 14 – 32
2. 16 – 29 =2. 18 – 28=
2. 18 – 28=2. 17 – 27 =
3. 19 – 24=3. 19 – 24=3. 19 – 24 =
4. 20 – 22=4. 20 – 22 =
5. 23 – 23 =
6. 24 – 22 = 6. 26 – 24=6. 27 – 25

KAWASAKI NINJA (6 PERCEPATAN)
1 0 – 27=1. 10 – 24 =
--------- 36.8 %
2. 17 – 29 = 2. 18
– 29 =
-------- 23.8 %
3. 20 – 26 = 3. 20
– 25 =
-------- 16.1 %
4. 22 – 24 = 4. 22
– 23 =
-------- 12.7 %
5. 21 – 20 = 5. 21
– 20 =
--------- 9.3 %
6. 22 – 19 = 6. 21
– 19

GIGI RASIO SATRIA F (1:13/31)
(2:24/T) (3:25/T) (4:STD) (5:22/T) (6:21/T)


Yamaha Jupiter/Vega

Spoiler for :

#drag race big bore edition < 170 cc.
1st gear 14-35

2nd gear 16-28

3rd gear 21-29

4th gear 20-22

#drag race big bore edition > 170 cc
1st gear 13-30

2nd gear 17-27

3rd gear 19-24

4th gear 21-22


#road race
1st gear 13-36

2nd gear 16-29

3rd gear 21-29

4th gear 23-26/20-22


Yamaha F1ZR

Spoiler for :




#standar engine without special ignition kit
1st gear 13-36

2nd gear 17-28

3rd gear 20-24

4th gear 22-23


#tuneup engine with special racing kit ignitions
1st gear 14-30

2nd gear 18-27

3rd gear 20-24

4th gear 22-12


Yamaha RX King

Spoiler for :




1st gear 13-32 / 14-32

2nd gear 16-29 / 17-29

3rd gear 19-25

4th gear 22-23

5th gear 23-22


Kawasaki Ninja 150 R/RR

Spoiler for :

1st gear 15-32 or special for racing kit rotor 16-32

2nd gear 18-29 or 17-28


Suzuki Satria 120R

Spoiler for :

5th gear 20-19

6th gear 21-18


Suzuki Satria 150F

Spoiler for :

#road race
1st gear 13-32

2nd gear 16-26

3rd gear 19-25

4th gear 21-23

5th gear 23-22

6th gear 25-23

# drag race 201/402 m
1st gear 13-31

2nd gear 14-24

3rd gear 19-25

4th gear 21-23

5th gear 23-22

6th gear 25-21


YUPITER 11O STD CLOSE RATIO
1 13 – 38 = 3.166 1. 13 – 36 = 2.769 1. 13 – 36 =
-------33.8 % ------ 33.8 % --- 1.224 = 38.6 %
2. 17 – 33 = 1.942 2. 18 – 33 = 1.833 2. 18 – 33 =
--------24.7 % ------ 24.7 % ---0.562 = 28.9 %
3. 21 – 29 = 1.380 3. 21 – 29 = 1.380 3. 21 – 29 =
--------18.1 % --------17.2 % ----0.285 = 20.6 %
4. 21 – 23 = 1.095 4. 21 – 24 = 1.142 4. 23 – 26 =

YUPITER MX 135
1 12 – 34 = 2.833 1. 12 – 32 = 2.666
------32.0 % -------0.958 = 33.8 %
2. 16 – 30 = 1.875 2. 16 – 29 = 1.812
, -------22.1 % ------0.523 = 27.8 %
3. 17 – 23 = 1.352 3. 17 – 24 = 1.411
--------18.4 % --------0.307 = 22.7 %
4. 22 – 23 = 1.045 4. 20 – 23 = 1.150



SHOGUN 125 STD


1 13 – 33 = 3.000 1. 13 – 30 = 2.307 1. 13 – 31 =
------1,215 = 40.0 5 -------27.7 %
2. 14 – 25 = 1.785 2. 15 – 25 = 1.666 2. 15 – 25 =
---0.491 = 27.5 % ----------- 22.3 %
3. 17 – 22 = 1.294 3. 17 – 22 = 1.294 3. 17 – 22 =
-- -----0.242 = 18.0 % ------------14.6 %
4. 19 – 20 = 1.052 4. 19 – 21 = 1.105 4. 19 – 21 =



NEW SMASH


1 13 – 33 = 3.000 1. 13 – 33 = 1. 13 – 30 = 1. 13 – 30 =
-----31,1 % ---1.125 = 37.5 %
2. 16 – 30 = 1.875 2. 16 – 28 = 2. 15 – 25 = 2. 16 – 28 =
------21.8 % ------ 0.507 = 27.0 %
3. 19 – 26 = 1.368 3. 19 – 26 = 3. 17 – 23 = 3. 17 – 23 =
-----15.4 % -----0.316 = 23.1 %
4. 19 – 20 = 1.052 4. 19 – 22 = 4. 19 – 20 = 4. 19 – 21 =

HONDA SUPRA



1. 12 – 34 = 2.833 1. 12 – 31 = 2.583 1. 13 – 31 = 2.384
-------- 1.128 = 39.8 % ---------33.9 % ----32.4 %
2. 17 – 29 = 1.705 2. 17 – 29 = 1.705 2. 18 – 29 = 1.611
----0.467 = 27.3 % ----- 23.7 % ------23.1 %
3. 21 – 26 = 1.238 3. 20 – 26 = 1.300 3. 21 – 26 = 1.238
----0.285 = 23.0 % ------19.6 % ------- 15.5 %
4. 24 – 23 = 0.958 4. 22 – 23 = 1.045 4. 22 – 23 = 1.045


1 12 – 31 = 2.583 1. 12 – 32 = 2.667
----------33.9 % ----------------36.0 %
2. 17 – 29 = 1.705 2. 17 – 29 = 1.705
-----------24.6 % ---------------24.6 %
3. 21 – 27 = 1.285 3. 21 – 27 = 1.285
-----------18.6 % ---------------18.8 %
4. 22 – 23 = 1.045 4. 22 – 24 = 1.043

KARISMA / SUPRA X

1 14 – 35 = 2.500 1. 14 – 34 = 2.428
----------0.950 = 38.0 5 -----------30.6 %
2. 20 – 31 = 1.550 2. 19 – 32 = 1.684
----------0.400 = 25.8 % ----------- 21.9 %
3. 20 – 23 = 1.150 3. 19 – 25 = 1.315
----------0.227 = 19.7 % ------------16.3 %
4. 26 – 24 = 0.923 4. 20 – 22 = 1.100


KAZE / BLITZ

1 12 – 36 = 3.000 1. 13 – 36 = 2.769
-----1.063 = 35.4 % ----------34.1 %
2. 16 – 31 = 1.937 2. 17 – 31 = 1.823
-----0.587 = 30.3 % ----------25.9 %
3. 20 – 27 = 1.350 3. 20 – 27 = 1.350
---------0.264 =19.5 % ----------19.5 %
4. 23 – 25 = 1.086 4. 23 – 25 = 1.086



YAMAHA F 1 ZR


1 12 – 39 = 3.250 1. 14 – 30 = 2.142 1. 14 – 31 =
-----1.438 = 44 % ------32.5 %
2. 16 – 29 = 1.812 2. 18 – 26 = 1.444 2. 18 – 27 =
-------0.612 = 33.7 % ---16.8 %
3. 20 – 24 = 1.200 3. 20 – 24 = 1.200
------ 0.155 = 12.9 % ------ 12.9 %
4. 22 – 23 = 1.045 4. 22 – 23 = 1.045